Upaya konkret Kemendikbudristek dalam mengakselerasi transformasi pendidikan vokasi dan pendidikan tinggi melalui kebijakan Merdeka Belajar terus diperkuat. Melalui Vokasifest dan Festival Kampus Merdeka, Kemendikbudristek menyemai berbagai kabar baik dari capaian pendidikan vokasi dan pendidikan tinggi, serta menunjukkan peran pentingnya dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Tujuan dari Vokasifest yakni mempromosikan pendidikan vokasi, menyampaikan beragam transformasi dan produk dalam pendidikan vokasi, serta menekankan pentingnya keterampilan praktis untuk memasuki dunia kerja, membangun wirausaha, atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, ” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) berjudul “Akselerasi SDM Unggul untuk Indonesia Emas” pada Kamis, (7/12).
Dengan serangkaian lokakarya (workshop), gelar wicara (talkshow), pameran (expo), pasar senggol, dan pertunjukan seni, Vokasifest menjadi platform bagi peserta didik vokasi untuk menampilkan kemampuan serta kompetensi mereka, sambil memperkaya khasanah budaya bangsa.
“Kami ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa belajar di satuan pendidikan vokasi itu menyenangkan,” ujar Kiki.
Sementara itu, Festival Kampus Merdeka menjadi landasan penting dalam transformasi pendidikan tinggi melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program-program inovatif seperti Kampus Mengajar, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Magang dan Studi Independen Bersertifikat, dan Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), Praktisi Mengajar, dan Wirausaha Merdeka memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar kelas serta berkolaborasi dengan dunia industri, dan mendukung pengembangan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Pada tahun ini, Vokasifest dan Festival Kampus Merdeka akan diselenggarakan bersamaan pada tanggal 11 – 12 Desember 2023 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dengan tajuk “ Vokasifest x Festival Kampus Merdeka”.
Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya pendidikan vokasi dalam mempersiapkan SDM unggul dan kompeten, serta menyediakan peluang bagi mahasiswa untuk memahami praktik terbaik dalam rangka mengikuti program MBKM secara mandiri di lingkungan kampus.
“Melalui integrasi antara keterampilan praktis dari pendidikan vokasi dan kebijakan MBKM, kami ingin menunjukkan bahwa sekolah dan kampus vokasi saling menguatkan satu sama lain dalam menciptakan sumber daya manusia yang kompeten, berdaya saing, dan siap beradaptasi dengan perubahan dinamis di masyarakat dan industri,” ujar Kiki.
Kiki pun menambahkan bahwa capaian pendidikan vokasi yang diperoleh pada tahun 2023 diraih melalui kemitraan. Karena itu pihaknya akan terus meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak.
“Kementerian sangat terbuka dan ingin mengundang mitra, yakni stakeholder eksternal untuk masuk ke dalam Sistem Pendidikan Nasional dan gotong royong dalam membentuk SDM yang siap dalam menyongsong masa depan,” ungkapnya.
Pada webinar yang sama, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Nizam, mengemukakan bahwa MBKM adalah sebuah gerakan untuk menyiapkan masa depan para pesera didik dengan membantu mereka dalam mempersiapkan dan meningkatkan softskill, hardskill, spirit, dan etos kerja.
“Setiap tahun peserta MBKM terus meningkat. Kabar baiknya, berdasarkan survei yang dilaksanakan, peserta MBKM lebih cepat mendapatkan pekerjaan dibandingkan dengan yang tidak ikut MBKM. Selain itu, penghasilan pertama peserta MBKM pun lebih tinggi. Hal itu dapat dicapai karena para peserta MBKM lebih siap dan punya lebih banyak pengalaman serta peluang. Misalnya banyak peserta magang yang langsung direkrut oleh pihak industri karena dianggap berpotensi menjadi seorang profesional di masa depan,” kata Nizam.
Ia juga mengemukakan bahwa MBKM adalah program penting untuk mengakselerasi talenta-talenta unggul untuk Indonesia emas sehingga perlu terus dikembangkan.
“Ke depannya, kami akan memperbesar skala MBKM sehingga akan lebih banyak peserta didik yang dapat berpartisipasi. Selain itu, kami juga akan mendorong bentuk-bentuk profesi baru yang akan lahir di masa depan,” ucapnya.
Nizam menambahkan bahwa kolaborasi sebaiknya tidak hanya dilakukan di antara kementerian dengan seluruh mitra, namun juga harus dilakukan oleh perguruan tinggi dengan seluruh mitra.
“Dengan beragam upaya yang terus dilakukan, maka potensi para sumber daya manusia Indonesia akan tergali dengan maksimal,” ujarnya.
Dari pihak Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI), Executive Vice President Human Talent Development PT. PLN (Persero), Dedi Budi Utomo, mengemukakan pentingnya keberadaan program pendidikan vokasi dan pendidikan tinggi.
“Kami sangat menyambut baik program ini. Dengan adanya program vokasi, baik itu SMK maupun Perguruan Tinggi Vokasi, maka tercipta lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan siap memberikan kontribusi terbaik dalam industri tersebut,” ujarnya.
Dedi menyatakan bahwa industri merupakan salah satu pihak penting dalam merealisasikan program pendidikan vokasi dan pendidikan tinggi, sehingga pihak industri harus turut berkontribusi dan berkolaborasi semaksimal mungkin.
“Sebagai bentuk kolaborasi dan dukungan dalam mewujudkan SDM unggul, PLN memberikan kesempatan magang sehingga kesiapan para peserta didik akan terasah, serta memiliki peluang untuk melakukan evaluasi dan menjadi sumber tenaga kerja yang bisa kami rekrut,” tuturnya.
Dedi pun menjelaskan pentingnya kerja sama antara perusahaan/industri dengan sektor pendidikan.
“Kami memandang kemitraan dengan sektor pendidikan sebagai langkah strategis dalam upaya mendukung pengembangan SDM. Selain itu, pengembangan inovasi dan riset yang dilakukan pun dapat menjadi bagian dari solusi atas beragam permasalahan yang dihadapi oleh industri,” kata Dedi.
Dari pihak lembaga pendidikan vokasi, Kepala SMKN 2 Salatiga, Sriyanto, memberikan gambaran mengenai beragam upaya yang dilakukan pihaknya. Ia mengemukakan bahwa sebagaimana arahan dari Kemendikbudristek, pembelajaran di sekolahnya memuat beragam hal yang terdiri atas hardskill, softskill, serta beragam praktik kebiasaan baik agar para peserta didik menjadi SDM yang siap menyongsong masa depan dengan baik.
“Bukan hanya hak-hal teknis dan berbasis proyek, namun kami juga menanamkan kebiasaan dan karakter yang nantinya akan menunjang kinerja para peserta didik, misalnya membiasakan 5S yakni Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun; 5R yakni Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin; serta PHBS, yakni Pola Hidup Bersih dan Sehat,” ucapnya.
Dalam acara Vokasifest x Festival Kampus Merdeka, SMKN 2 Salatiga akan memamerkan produk berupa kursi kereta api.
“SMK 2 Salatiga diberikan kepercayaan oleh pihak industri untuk mengerjakan produk yang sesuai dengan standar yang sudah mereka tetapkan. Dengan adanya produk kami, kini Indonesia bisa mendapatkan kursi kereta api tanpa harus mengimpor seperti yang selama ini selalu dilakukan,” ujar Sriyanto.
Sriyanto pun menegaskan bahwa SMKN 2 Salatiga adalah salah satu SMK Pusat Keunggulan yang dapat menciptakan SDM yang sesuai dengan kebutuhan industri, serta mampu berkontribusi dalam akselerasi Indonesia unggul untuk Indonesia Emas.
“Jika diberikan kesempatan dan kepercayaan, maka saya yakin kami akan siap dan mampu,” tegasnya.