Mantan Menteri Keuangan era orde baru, Fuad Bawazier menilai, perseteruan Sri Mulyani Indrawati (SMI) dan Mahfud MD makin hari makin ramai.
“Karena yang satu (SMI) diduga ingin menutupi skandal dan yang satunya lagi (Mahfud MD) ingin membongkarnya,” tutur Fuad kepada wartawan, Sabtu (01/04/2023).
Menurutnya, SMI yang sudah terlalu lama berkuasa berusaha menutupi semua skandal yang terjadi di Kementerian Keuangan. Kenapa? Diduga kuat karena :
“Pertama, SMI selalu mengklaim, baik langsung maupun tidak langsung, sebagai Menteri Keuangan yang terbaik. Padahal kita tahu bahwa yang mengangkatnya itu adalah organisasi abal-abal saja tanpa ada kriterianya dan bermotif komersial. Tetapi oleh para pengikutnya, predikat itu terus diangkat angkat dan di goreng goreng sehingga kebohongan itu menjadi seperti kebenaran,” sindirnya.
Makanya, sindir Fuad, hanya Menkeu Indonesia saja yang selalu mendapat predikat terbaik sebab bisa dimanfaatkan.
“Menkeu negara lain, misalnya Singapore atau Thailand, tidak bisa di manfaatkan dan karenanya tidak menjadi Menkeu yang terbaik, meski negaranya lebih makmur dan Tax Rationya naik. Tidak seperti di Indonesia yang sebaliknya,” tandasnya.
Kedua, kata Fuad, SMI sudah mengeluarkan uang yang besar (dari utang) untuk membangun sistem baru di Kementerian Keuangan dan mengaku kini Kementerian Keuangan sudah tidak jahiliyah lagi, bukan hutan belantara lagi, semua aset negara sudah tercatat, dan sudah menaikkan gaji pegawainya. Jadi Kementerian Keuangan sudah baik, demikian promosinya.
“SMI seakan akan nabi yang sudah menyulap Kementerian Keuangan menjadi kementerian yang bersih dan berhasil. Jadi SMI tidak ingin ketahuan bahwa sistemnya itu gagal,” sindirnya.
Ketiga, kata dia, SMI ditengarai sudah berpolitik, bukan lagi Menteri Keuangan yang profesional.
“Saya kira SMI satu-satunya Menkeu yang pertimbangan-pertimbangannya dalam bertindak mendasarkan diri pada pertimbangan politis, sampai-sampai kabarnya memelihara buzzers segala,” tandasnya.
Sebagai Menkeu, kata dia, SMI yang bertugas menjaga fiskal sebenarnya tidak berhasil karena membahayakan APBN dengan kenaikan hutang yang melebihi kenaikan tax ratio, kenaikan penerimaan pajak dan pertumbuhan ekonomi.
“Karena terlalu lama mempunyai obsesi sebagai menteri keuangan yang terhebat, meski kenyataannya sebaliknya, sudah barang tentu SMI berkepentingan menutupi semua skandal yang terjadi di Kementerian Keuangan. SMI tidak ingin “reputasinya”tercoreng,” ujarnya.
Menurutnya, situasi inilah yang dimanfaatkan oleh pegawai-pegawai yang nakal seperti Rafael Alun Trisambodo.
“Makanya hampir semua skandal yang terkuak di Kementerian Keuangan bukan dari sistem yang katanya telah sukses dibangun SMI tetapi dari luar (external). Benar-benar SMI terbelenggu oleh promosinya sendiri. Dia harus berhenti dengan politik pencitraannya, Kementerian Keuangan harus diselamatkan,” pungkasnya.