Elektabilitas Anies Baswedan disebut makin merosot turun. Hal ini seperti tercantum dalam hasil survei Indikator Politik yang baru saja dirilis pada Minggu 4 Juni 2023 kemarin.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan, elektabilitas Anies Baswedan mengalami penurunan yang menjadi 12,5 persen. Tren penurunan disebut telah terjadi sejak Juli 2022 lalu.
Elektabilitas Anies Baswedan yang kini berada di posisi ketiga setelah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo itu, disebutkan terjadi karena dua faktor utama.
"Tren penurunan Mas Anies belum berhenti. Ada dua penyebab mengapa Mas Anies mengalami penurunan," kata dia disitat AKI Pagi, Senin 5 Juni 2023.
Faktor pertama yakni approval rating Presiden Jokowi yang masih sangat tinggi.
Dalam survei Indikator Politik, approval rating Jokowi disebut malah naik sekira 3 persen dari 76 ke 79,2 persen.
Angka ini memang masih sedikit di bawah survei-survei lain yang menyebut angka approval rating Jokowi ada di kisaran 82 persen.
Akan tetapi dari gambaran ini terlihat jelas bahwa kepuasan masyarakat pada Jokowi justru makin meningkat, yang berimbas pada tertekannya elektabilitas Anies Baswedan.
"Jadi anggapan Mas Anies seperti yang disampaikan Zulfan Lindan bahwa dia adalah capres antitesa Jokowi, memang membuat ruang gerak beliau agak terbatas, ketika tingkat kepuasan terhadap presiden kini justru meningkat," kata dia.
Lain soal jika dalam 9 bulan ke depan, tren kepuasan masyarakat pada Presiden Jokowi turun, itu akan menjadi kabar baik bagi Anies Baswedan.
Faktor kedua menurunnya elektabilitas Anies Baswedan adalah kinerja tim Prabowo Subianto yang dianggap mulai merangsang basis-basis lamanya.
Sehingga beberapa pemilih tradisional Prabowo yang sempat lari ke Anies Baswedan disebut mulai kembali ke Prabowo.
Dua wilayah contoh paling kelihatan adalah Jawa Barat dan Banten. Dalam survei Indikator Politik disebutkan, bahwa dua basis wilayah itu kini kembali memilih Prabowo.
Walau Prabowo disebut kini bertengger di posisi pertama, namun disebut masih jauh untuk membungkus kemenangan 50 persen + 1 persen untuk satu kali putaran.
Itu artinya masih ada peluang bagi dua capres teratas lainnya untuk mendongkrak suara lewat cawapres yang dipilihnya.
"Karena bagaimanapun tidak ada capres yang dominan, dan karenanya para cawapres ini akan menentukan," katanya.
Sejauh ini elektabilitas cawapres pun dinilai tidak ada yang dominan. Terlihat masih ada proses salip menyalip baik antara Erick Thohir, Ridwan Kamil, dan Sandiaga Uno.
Erick Thohir saat ini disebut sebagai pemuncak klasemen, namun hanya terpaut selisih sedikit dengan Ridwan Kamil.
Nama Mahfud MD juga masuk di dalamnya, namun elektabilitasnya tidak sebaik tiga nama lainnya.