DALAM debat perdana cawapres hari Jumat, 22 Desember 2023, ada gagasan menarik dari Gus Imin yaitu Slepetnomics. Slepet adalah bahasa khas santri ketika menjepretkan selendang atau sarung ke arah temannya. Terkena slepet bisa membuat kulit merah. Orang pasti terkejut bila terkena slepet. Ia akan terbangun, tergerakkan atau teringatkan.
Gus Imin tidak bercanda ketika menceritakan “slepet santri” ini. Ia serius dan menggunakan istilah slepet itu sebagai metafora dari perannya sebagai wapres nanti: ia akan mengawasi jalannya pemerintahan dan tidak segan menggunakan kewenangannya untuk memperbaiki keadaan.
Slepetnomics Gus Imin dengan sendirinya adalah sebuah kebijakan yang berakar kepada tradisi santri moderen yang menghidupi dan dihidupi oleh Gus Imin selama ini.
Bagaimana praktek Slepetnomics?
Slepetnomics dan Disrupsi
Dalam debat kemarin Gus Imin memberi beberapa petunjuk perihal bagaimana Slepetnomics itu bekerja. Pertama, Slepetnomics adalah sebuah disrupsi, yaitu perubahan mendalam atau gangguan signifikan dalam cara suatu sistem beroperasi. Disrupsi sering kali terjadi ketika inovasi teknologi atau model bisnis baru menggantikan model yang sudah ada, mengubah cara bisnis secara fundamental dan sering berakibat tergesernya pemimpin pasar yang sudah mapan.
Istilah disrupsi ini sering dikaitkan dengan perusahaan startup yang berhasil mengubah industri yang ada dengan cara yang lebih efisien, terjangkau, atau inovatif. Tokopedia dan Gojek misalnya, mengubah kebiasaan berbelanja dan transportasi.
Gus Imin mengatakan, ia ingin mengubah permainan sehingga harga-harga kebutuhan pokok terkendali dan terjangkau. Bagaimana Gus Imin mendisrupsi pasar kebutuhan pokok?
Seperti diketahui harga-harga tidak terkendali karena pasar tidak transparan. Banyak aktor yang memanfaatkan keadaan untuk memanipulasi pasar, sehingga merugikan petani dan konsumen. Dengan menggunakan teknologi yang tepat, seperti blockchain, transparansi dalam rantai pasokan dapat ditingkatkan, memungkinkan konsumen untuk melacak asal-usul produk kebutuhan pokok dan memastikan kualitas serta keamanannya. Teknologi Big Data juga dapat membantu petani dan pengecer memahami tren pasar dan permintaan konsumen dengan lebih baik. Seiring dengan itu petani dapat memilih jenis tanaman yang tepat, menentukan hari panen, penyiapan gudang dengan cepat dan tepat.
Gus Imin juga ingin menslepet ketimpangan ekonomi. Dalam hal ini Gus Imin dapat mempergunakan plaftorm e-commerce untuk meningkatkan penjualan UMKM, seperti dilakukan oleh Flipkart dan Amazon di India. Gus Imin juga bisa memanfaatkan platform fintech untuk mengatasi kesulitan permodalan dan keuangan di pedesaan.
Platform sharing economy (seperti Grab) dapat pula dipergunakan untuk memanfaatkan lahan-lahan kosong, tenaga kerja menganggur, dan aset-aset lain yang banyak terdapat di pedesaan.
Penutup
Gus Imin dapat memanfaatkan teknologi disrupsi untuk mengatasi masalah korupsi, kredit start-up, pelayanan kesehatan, konflik dan reforma agraria, yang terus menghantui masyarakat Indonesia belakangan ini.
Namun perlu dicatat, teknologi hanya alat bantu. Faktor yang paling menentukan keberhasilan slepetnomics adalah tekad (political will) dan kepemimpinan (leadership). Gus Imin memiliki keuntungan untuk itu.
Pertama, Gus Imin lahir dari lingkungan Nahdlatul Ulama. Lingkungan itu mayoritas berada di pedesaan, bekerja sebagai petani, UMKM dan termasuk golongan ekonomi lemah. Latar belakang ini memberi Gus Imin kekuatan tekad, keberhasilan slepetnomics adalah juga berarti keberhasilan akar rumput NU membangun masa depannya. Semua itu diperoleh melalui pemanfaatan kekuatan teknologi, kekuatan yang akan terus bermanfaat sampai ke masa depan yang jauh.
Kedua, Gus Imin termasuk pemimpin muda Indonesia yang paling berhasil pada zamannya. Ia telah memimpin PKB selama 15 tahun, jauh lebih lama daripada ketua-ketua partai manapun. Sejak ia menjabat Ketum PKB Gus Imin telah meningkatkan perolehan suara partainya dari 5,1 juta tahun 2009 menjadi 11,3 juta tahun 2014 dan 13,6 juta tahun 2019. Jumlah kursi PKB di provinsi pun meningkat dari 145 kursi (2014) menjadi 180 kursi (2019).
Tidak pelak lagi Gus Imin adalah pemimpin muda yang efektif. Dengan tekad yang kuat dan penggunaan teknologi tinggi, tidak diragukan, ia akan berhasil menjalankan tugasnya menciptakan keadilan dan kemakmuran bagi bangsa Indonesia. Aamiin.