Presidium Eksponen Pemuda Indonesia, Pieter Tobias Pattiasina menyesalkan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal presiden dan menteri boleh berkampanye dan berpihak dalam perhelatan Pemilu 2024. Menurutnya, pernyataan Jokowi merusak etika berdemokrasi.
"Nilai-nilai kebangsaan, nilai moral serta tatanan demokrasi yang kita lihat hari-hari ini tidak baik-baik saja. Miris membuat rakyat merasa tertidas," kata Pieter dalam keterangannya, Minggu (4/2).
Pieter mengatakan, Presiden selaku Kepala Negara seharusnya menjalankan mandat konstitusi, yakni menjamin pemilu berjalan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
"Namun sayangnya, penguasa merasa seperti raja dengan tidak merasa bersalah melanggar serta menabrak Hukum yang selama ini menjadi kekuatan serta fondasi yang kuat untuk penegakan demokrasi," kata Pieter.
Pieter berharap dalam sisa waktu 10 hari menjelang pencoblosan Pilpres 2024, Presiden Jokowi sebagai penguasa tertinggi dapat mewujudkan impian rakyat Indonesia dengan berlaku adil dengan tidak berpihak kepada salah satu capres-cawapres.
Dalam menjalankan sisa pemerintahan yang beberapa bulan lagi selesai, Pieter mengaku yakin Presiden Jokowi bersedia mendengar masukan dari seluruh elemen masyarakat.
"Semoga Pemilu 14 Februari nanti bisa berjalan dengan aman dan damai," demikian Pieter.