Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sejatinya telah sejak lama menerima kekalahannya dari Anies Baswedan di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017.
"Ketika saya kalah, saya langsung kasih Anies penghargaan, ucapan dan segala macam itu, thats again. Saya selalu kasih ucapan selamat. Bagi saya itu, kamu menang pun atas seizin Allah," kata Ahok di Podcast Merry Riana, dikutip pada Kamis (7/3/2024).
Namun terlepas dari itu semua, di mata Ahok, Anies bukan seorang negarawan.
"Anies sangat tidak negarawan. Yang saya tidak bisa terima adalah ketika anda menang, anda pidato memecah belah bangsa. Bahwa Jakarta udah kembali ke pangkuan pribumi yang dijajah selama ini. Itu teksnya dimana-mana," ujar Ahok.
Bagi Ahok, pernyataan Anies tersebut sangat memecah belah bangsa, bukan justru mempersatukan. Ahok menegaskan dirinya asli warga negara Indonesia sesuai Undang-undang yang berlaku.
"Apakah karena nama saya Ahok, itu yang tidak betul seorang Anies lakukan. Bagi saya Anies sangat tidak negarawan," tegas mantan gubernur DKI Jakarta ini.
Terkait dengan Pilgub DKI Jakarta 2024, Ahok menutup rapat peluang berkongsi dengan Anies.
"Yang pasti bagi saya tidak ada cerita Ahok (berpsangan) dengan Anies," pungkasnya.
Diketahui, perebutan kursi DKI 1 pada 2017 lalu berlangsung panas yang diwarnai politik identitas. Bermula dari pernyataan Ahok di Pulau Seribu kemudian berujung pada demonstrasi aksi 212 berjilid-jilid dan membuat Ahok menjadi pesakitan dalam kasus penistaan agama.
Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno akhirnya dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Setelah menyelesaikan masa tugasnya di DKI, Anies menjadi Calon Presiden 2024 yang diusung oleh Nasdem, PKS, dan PKB berpasangan dengan Muhaimin Iskandar.
Namun mimpi Anies menjadi presiden hampir pasti buyar berdasarkan hasil hitung cepat dan real count sementara yang memenangkan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming.
Akankah Anies Baswedan kontra Ahok jilid dua kembali tersaji dalam Pilgub Jakarta 2024?